bagaimana perlawanan sultan agung melawan voc di batavia
IPS
nikeniya
Pertanyaan
bagaimana perlawanan sultan agung melawan voc di batavia
2 Jawaban
-
1. Jawaban Glen111111
Perlawanan Sultan Agung Terhadap VOC Sultan Agung adalah raja yang paling terkenal dari Kerajaan Mataram. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai zaman keemasan. Cita-cita Sultan Agung antara lain: (1) mempersatukan seluruh tanah Jawa,dan (2) mengusir kekuasaan asing dari bumi Nusantara. Terkait dengan cita-citanya ini maka Sultan Agung sangat menentang keberadaan kekuatan VOC di Jawa. Apalagi tindakan VOC yang terus memaksakan kehendak untuk melakukan monopoli perdagangan membuat para pedagang Pribumi mengalami kemunduran. Kebijakan monopoli itu juga dapat membawa penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia. Ada beberapa alasan mengapa Sultan Agung merencanakan serangan ke Batavia, yakni:
tindakan monopoli yang dilakukan VOC,
VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang akan berdagang ke Malaka,
VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram, dan
keberadaan VOC di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa depan Pulau Jawa. -
2. Jawaban Auprilia1
Sultan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama kali pada tahun 1628. Pasukan pertama dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Adapun pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agul-Agul, Kyai Dipati Mandurorejo, Kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur. Namun serangan tersebut mengalami kekalahan.
Kegagalan serangan pertama tidak mengendorkan semangat melawan Belanda. Sultan Agung menyusun kembali kekuatan untuk melakukan serangan kedua dengan matang dan cermat. Pada tahun 1629 Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Serangan kedua juga mengalami kegagalan, sebab persiapan Sultan Agung telah diketahui oleh VOC, gudang-gudang persiapan makanan Sultan Agung dibakar oleh VOC. Dalam peperangan itu pimpinan VOC Y.P Coen meninggal akibat penyakit colera, sehingga tentara Mataram mundur takut terserang penyakit.
Kemudian perlawanan rakyat Mataram. dilanjutkan oleh:
1. Truronojoyo (1674-1709)
2. Untung Suropati (1674-1706)
3. Mangkubumi dan Mas Said (1474-1755)
Pada saat perlawanan Mangkubumi, terjadi kesepakatan damai dengan Belanda dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti (1755) yg isinya:
1. Mataram di bagi menjadi dua yaitu Mataram Barat (Jogja) dan Mataram Timur (Surakarta).
2 Mangkubumi berkuasa di Mataram Barat dan Paku Buwono berkuasa di Mataram Timur.